1.000 Orang Mendaftar untuk Penerbangan Misterius Tanpa Tahu Tujuannya
Tawaran penerbanganmisterius dari sebuah maskapai penerbangan terbukti sangat populer sehingga "dalam hitungan menit" lebih dari 1.000 orang telah mendaftar untuk pengalaman rahasia tersebut.
Scandinavian Airlines, yang juga dikenal sebagai SAS, meluncurkan penawaran kepada anggota skema frequent flyerdengan satu-satunya petunjuk bahwa penerbangan dari Bandara Kopenhagen akan memakan waktu "beberapa jam".
Penerbangan misterius ini akan lepas landas pada 5 April 2024 dan kembali ke Bandara Kopenhagen tiga hari kemudian. Pelancong dibuat menerka-nerka ke mana mereka akan dibawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Prospek untuk memulai perjalanan penuh petualangan dan misterius dengan sesama penggemar, menemukan koneksi dan persahabatan baru di sepanjang perjalanan, sungguh menarik," kata Verhagen, seperti dikutip Stuff.
Pelancong yang mendaftar perlu menukarkan 30.000 miles untuk mendapatkan kursi. Karena terbukti sangat populer, pendaftaran ditutup setelah 24 jam. Pemenang yang beruntung akan dipilih secara acak.
Ini bukan pertama kalinya sebuah maskapai penerbangan menawarkan penerbangan misterius seperti ini. Wizz Air melakukan pengalaman serupa tahun lalu ketika menerbangkan penumpang dari Venesia ke Arab Saudi.
Wizz Air yang merupakan maskapai berbiaya rendah ini melakukan penerbangan lain dari London Gatwick pada bulan depan. Penumpang hanya akan diberitahu iklim apa yang akan dibawa.
Sementara itu, Air New Zealand telah melakukan terobosan penerbangan misteri selama beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, ada empat paket Mystery Break yang berbeda:'Great' (ramah anggaran), 'Deluxe', 'Family', dan 'Luxury', yang bisa diikuti pelancong tanpa tahu tujuan penerbangan mereka.
Ada tujuan yang baru diketahui pada hari sebelum mereka berangkat dan dalam beberapa kasus, baru diketahui sampai mereka tiba di bandara.
Bagi masyarakat yang memesan liburan misteri, rencana perjalanan dikirimkan sekitar tiga hari sebelum perjalanan untuk membantu perencanaan.
(wiw)下一篇:Penumpang KRL Padat, Social Distancing Tak Berlaku
相关文章:
- 高考后出国留学费用需要多少?
- Jadwal Buka Puasa Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Tangsel Kamis 13 April 2023
- Kali Ciliwung Meluap, Permukiman Warga Kebon Pala Terendam Banjir
- Aturan Ormas Keagamaan Bisa Kelola Tambang Disebut Penuh Aroma Bagi
- 英国大学城市规划专业排名TOP5
- Tak Terima Jalan Fatmawati Masuk dalam Skema ERP, Mahasiswa UPN Veteran Demo Kantor Heru Budi
- RUPTL PLN Belum Tuntas, Begini Kata Pengamat
- Operasi Ketupat Idul Fitri 2023, Polri Terjunkan 148.211 Personel Gabungan
- Dalam Kurun Waktu 17
- Insiden Rumah Ferdy Sambo Akan Terkuak, Fakta Baru Ditemukan di Tubuh Brigadir J, Simak!
相关推荐:
- Saksi Prabowo Tak Bisa Buktikan Apapun, Kata Yusril
- Mau Wisata ke Area Konservasi, Yuk Simak Dulu Aturannya
- Jadwal Salat dan Imsak Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Tangsel 4 April 2023
- Tumbuh 17 Persen, Laba Bersih Bank BCA (BBCA) Tembus Rp20,21 Triliun hingga April 2025
- 美国高校设计专业排名TOP5
- Surat Makkiyah Artinya: Pengertian, Ciri, Jenis, Keutamaan, dan Perbedaannya dengan Surat Madaniyah
- Wamen Todotua Sambut Baik Minat Investasi Perusahaan Maritim Tiongkok Senilai USD100 Juta
- BPJPH Pertegas Posisi Indonesia di Industri Halal Global Lewat Kunjungan di Kazan Halal Market 2025
- ASDP Dukung Simulasi Kesiapan Nataru: Pastikan Kelancaran Layanan Penyeberangan Merak
- Menteri PPPA Apresiasi Kolaborasi Pemkab Kutai Timur Bangun Ruang Aman Bagi Perempuan dan Anak
- Bukan Mau Cari Untung, Ini Alasan Anies Denda Warga yang Gak Pakai Masker
- OTT KPK di NTB, Ratusan Juta Uang Diamankan
- Efek Samping Operasi Kanker Sarkoma Seperti yang Dialami Alice Norin
- Saksi Prabowo Tak Bisa Buktikan Apapun, Kata Yusril
- Iran Tak Gentar, Siapkan Balas Telak Jika Fasilitas Nuklir Diserang Israel
- Hidup Menderita, Penyebar Ujaran Kebencian Ini Menyesal Setengah Mati!
- Hari Ini Ratna Bacakan Pembelaan, Isinya 108 Halaman
- Pembantaran Dicabut, Rommy Kembali Ditahan KPK
- 高考成绩申请留学有哪些要求?
- IMF Sebut Pasar Obligasi Amerika Masih Oke, Namun Waspada Soal Kebijakan Pajak Trump